Pekerja MRT juga Magang di KCI dan Garuda. PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mengirim calon tenaga pekerjanya
ke berbagai perusahaan yang sudah terlebih dahulu bergerak di bidang
transportasi. Para masinis, maintenance, hingga staf stasiun MRT
‘magang’ di PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT Garuda Indonesia
(Persero).
“Selain masinis petugas, pertama-tama maintenance rolling stock kita harus handal, nah, mereka saat ini kita kirimkan untuk belajar di saudara tua di KCI,” ujar Direktur Operasional PT MRT Jakarta Agung Wicaksono di Depo MRT Lebak Bulus.
Menurutnya, kereta yang digunakan MRT dan KCI memiliki jenis dan tipe yang sama, meski ada perbedaan pada sistem dan sinyal penggeraknya. Sehingga, petugas maintenance bisa belajar melalui KRL commuterline.
Dia mengatakan, KRL yang sehari-hari digunakan penumpang setianya memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding rolling stock MRT. Hal itu menjadi tantangan tersendiri yang dapat membuat para calon pekerja lebih handal dan berpengalaman.
“Di KCI lebih menantang, inilah kesempatan berharga bagi teman-teman maintenance ini mengalami knowledge sharing, mengalami semacam magang di KCI. Ini kita sangat berterima kasih kepada KCI,” papar dia.
Ketika magang di KCI, mereka juga diberi kesempatan mengunjungi depo KRL yang berada di Depok dan Manggarai. “Desember mereka harus sudah terjun langsung ke kereta kita dan mereka harus memahami melakukan mulai dari pengecekan harian, bulanan, over all, ganti kunci atau roda, sampai kemudian menggunakan IT system dan seterusnya,” tutur Agung.
Sementara itu, ada juga sebanyak 35 calon staf stasiun MRT yang ikut berkontribusi dan mendapatkan pengalaman bersama KCI di stand terkait Asian 2018.
Pelatihan tersebut membiasakan mereka melakukan pelayanan kepada penumpang.
Hingga Desember mendatang, staf stasiun akan menjalankan training di Garuda Training Center, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat untuk mempelajari service communication.
“Jadi kita nggak hanya belajar ke Jepang ke Malaysia kita juga belajar di dalam negeri. Belajar untuk service communication. Jadi kalau kita tahu standard pelayanan yang paling kita bisa teladani ini Garuda. Bertahap selama satu bulan ke depan ini kita lakukan terus,” jelasnya.
Berbagai training dilakukan demi kesiapan mereka dalam menjalankan trial run yang waktu kerjanya sangat menguras tenaga. Mereka akan bekerja pada malam hingga dini hari lantaran bersamaan dengan fase commisioning.
“Di bulan Desember nanti mereka ini jam kerjanya mulai dari jam 6 sore sampai jam 7 pagi jadi mereka orang-orang yang akan jadi kalong. Karena pagi sampai sorenya itu fase testing commisioning, trial run-nya kita lakukan di malam hari,“ ucap dia.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, fase testing commansioning test dilangsungkan sejak 9 Agustus-8 Desember 2018. Selanjutnya, trial run akan mulai akhir Desember. “Bulan Februari setelah semuanya dites maka baru kita bisa seperti beroperasi belum dengan penumpang berbayar,” tutup Agung.
“Selain masinis petugas, pertama-tama maintenance rolling stock kita harus handal, nah, mereka saat ini kita kirimkan untuk belajar di saudara tua di KCI,” ujar Direktur Operasional PT MRT Jakarta Agung Wicaksono di Depo MRT Lebak Bulus.
Menurutnya, kereta yang digunakan MRT dan KCI memiliki jenis dan tipe yang sama, meski ada perbedaan pada sistem dan sinyal penggeraknya. Sehingga, petugas maintenance bisa belajar melalui KRL commuterline.
Dia mengatakan, KRL yang sehari-hari digunakan penumpang setianya memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding rolling stock MRT. Hal itu menjadi tantangan tersendiri yang dapat membuat para calon pekerja lebih handal dan berpengalaman.
“Di KCI lebih menantang, inilah kesempatan berharga bagi teman-teman maintenance ini mengalami knowledge sharing, mengalami semacam magang di KCI. Ini kita sangat berterima kasih kepada KCI,” papar dia.
Ketika magang di KCI, mereka juga diberi kesempatan mengunjungi depo KRL yang berada di Depok dan Manggarai. “Desember mereka harus sudah terjun langsung ke kereta kita dan mereka harus memahami melakukan mulai dari pengecekan harian, bulanan, over all, ganti kunci atau roda, sampai kemudian menggunakan IT system dan seterusnya,” tutur Agung.
Sementara itu, ada juga sebanyak 35 calon staf stasiun MRT yang ikut berkontribusi dan mendapatkan pengalaman bersama KCI di stand terkait Asian 2018.
Pelatihan tersebut membiasakan mereka melakukan pelayanan kepada penumpang.
Hingga Desember mendatang, staf stasiun akan menjalankan training di Garuda Training Center, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat untuk mempelajari service communication.
“Jadi kita nggak hanya belajar ke Jepang ke Malaysia kita juga belajar di dalam negeri. Belajar untuk service communication. Jadi kalau kita tahu standard pelayanan yang paling kita bisa teladani ini Garuda. Bertahap selama satu bulan ke depan ini kita lakukan terus,” jelasnya.
Berbagai training dilakukan demi kesiapan mereka dalam menjalankan trial run yang waktu kerjanya sangat menguras tenaga. Mereka akan bekerja pada malam hingga dini hari lantaran bersamaan dengan fase commisioning.
“Di bulan Desember nanti mereka ini jam kerjanya mulai dari jam 6 sore sampai jam 7 pagi jadi mereka orang-orang yang akan jadi kalong. Karena pagi sampai sorenya itu fase testing commisioning, trial run-nya kita lakukan di malam hari,“ ucap dia.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, fase testing commansioning test dilangsungkan sejak 9 Agustus-8 Desember 2018. Selanjutnya, trial run akan mulai akhir Desember. “Bulan Februari setelah semuanya dites maka baru kita bisa seperti beroperasi belum dengan penumpang berbayar,” tutup Agung.
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |